Rabu, 15 Agustus 2012

Lelaki yang berjasa bagiku :")




Hari ini ku beranikan melangkahkan kakiku memasuki sebuah ruangan kecil di pojok sebuah rumah kuno kediaman kakek dan nenekku. Disana disebuah kamar kecil yang tak kurang dari 3x4 meter kudapati beberapa orang menggerombol dengan percakapan yang lirih. Aku memaksa masuk dengan kesusahan. Di ranjang itu, kulihat seorang kakek tua yang terbaring lemah di ranjang reyot itu. Ya, itu kakekku. Beliau terbaring sakit secara tiba tiba. Memang sebelumnya kesehatan beliau semakin menurun. Di usianya yang tak kurang lebih 80 tahun beliau masih lancar untuk di ajak berkomunikasi, walaupun terkadang beliau mengeluh, “kenapa daya tangkapku mendengar semakin berkurang? Dan kakiku semakin tak kuat untuk melangkah?”. Jujur dari dalam hatiku aku tak tega melihat beliau. Kini, hari ini beliau merintih dan tak bisa berjalan lagi. Katanya, entah kenapa kakinya seperti tak mau bergerak. Di ruangan itu kudapati ada tetangga yang menjenguk dan juga keluarga. Disaat kakek ditanya sama bapak bagaimana keadaan beliau? Kakek hanya menjawab, “rasanya pusing sekali dan susah buat ngomong. Tulang pipi serasa kaku tak mau di buka lebar untuk bicara.” Katanya sangat lirih dan pelan. Gerakannya pun hanya sesekali saja. Tatapan matanya yang sendu membuatku semakin tak tega melihatnya. Kakek yang dulu selalu ada buat aku. Dimana ketika aku kecil beliau selalu menemaniku bermain. Beliau yang mengajariku bagaimana cara mengendarai sepeda, beliau yang menggendongku disaat aku lelah berjalan, beliau yang mengajakku kesawah tiap sorenya dan beliau yang selalu menemaniku ketika aku sendiri diwaktu orang tuaku bekerja. Aku dan kakek, semasa kecilku bagaikan sahabatku sekarang. Kenangan itu tak pernah aku lupakan. Dulu beliau yang masih kuat kuajak berlali, dulu beliau yang masih kuat kuajak naik turun gunung, tapi sekarang kulihat beliau hanya berbaring lemah tanpa daya dan hanya gerakan yang terbatas di atas ranjang. Dear kakek, aku selalu berdoa demi kesembuhanmu. Usiamu yang semakin berkurang membuatku semakin takut untuk bertemu denganmu. Aku takut jika nantinya aku tak bisa bertemu denganmu lagi. Aku takut melihatmu seperti itu. Aku takut kenangan kita hilang begitu saja dengan kepergianmu. Tuhan, kumohon sembuhkan beliau. Kakek yang dulu berbeda dengan sekarang, dan bodohnya aku kenapa baru menyadarinya? Kemanakah aku disaat kakek masih sehat dulu? Ketika aku remaja seolah olah melupakannya. Padahal dulu beliau adalah ayah keduaku. Kakek maafkan aku. Aku tak bisa apa apa disaat engkau sakit seperti ini. Aku tak bisa menemanimu. Aku takut berada disisimu untuk sekarang. Dulu engkau selalu ada buat aku, tapi sekarang apa balasanku? Tuhan aku tak sanggup melihat kakekku seperti itu :”(

Tidak ada komentar: