Besok, adalah hari pertama kami melaksanakan Ujian Tengah Semester atau kami sering menyebutnya dengan UTS. Aku pikir UTS kali ini sangat berbeda di banding tahun tahun sebelumnya. Gimana tidak, semester kali ini adalah salah satu penentu untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Malam ini aku memang sengaja untuk tidak belajar sampai larut malam. Mataku capek, sakit dan perih. Kulihat di beranda facebook dan juga twitterku, mereka semua antusias belajar untuk UTS kali ini. Entah kenapa aku malas sekali malam ini. Mungkin kesedihan kemarin masih larut hari ini juga. 
Kala itu biasa aja. Namun tanpa aku minta, aku mendengar sebuah pengakuan hebat, ya walaupun tidak secara langsung. Aku terkejut. Ingin rasanya saat itu juga aku menangis, namun aku malu. Rasanya sakit. Sesampai dirumah aku luapkan semua kekecewaanku, aku marah dan aku berontak saat itu. Kesedihanku ternyata tak kunjung usai. Untuk hari berikutnya lagi lagi aku di kejutkan berita baru yang benar benar tak ingin aku dengarkan, namun gimana lagi berita itu telah terdengar olehku. Aku menangis sekali lagi. Untungnya banyak dari teman temanku yang peduli ke aku. Mereka menasihati, menghibur, bahkan mengajakku untuk karaoke bersama menghilangkan stress yang aku alami. 
Tapi sepertinya itu bukan ide bagus, untuk berulang kalinya aku menangis lagi. Dan itu semakin hebat. Aku teringat semuanya. Semua hal manis bersamamu yang kini telah pudar bahkan menghilang. Ingin rasanya saat itu juga aku berhenti menangis, namun itu susah sekali. Aku tidak bisa menahan semuanya. Hingga air mataku telah habis. Mataku kering. Perih rasanya, warnanya pun keruh tak sejernih mata normal. Merah dan memar memar di sekitar mata. Sampai saat ini juga aku bisa merasakan sakitnya. Dan sialnya bayang bayang dirimu setiap saat selalu saja menggangguku,mengganggu konsentrai belajarku malam ini. Ternyata aku baru sadar, dirimu yang telah berada diujung kehidupanku benar benar tak bisa aku lupakan begitu saja, walaupun aku memberontak, itu tetap sulit :(
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar